ACEH TAMIANG | BENGKELANG,BUKIT AWAN |Sebuah bukit di Kampung Bengkelang, Kecamatan Bandar Pusaka, Aceh Tamiang menjadi
"Pengelolaannya tidak bisa sembarangan, ada regulasi yang harus kita siapkan dulu karena ini menyangkut kawasan hutan lindung dan hutan produksi," kata Muslizar, Rabu 29/9/2021. Laporan Rahmad Wiguna Aceh Tamiang KUALASIMPANG - Aceh Tamiang mencoba mengeksplorasi potensi wisata dengan menyiapkan amdal dan qanun yang mengatur retribusi. Belum tersedianya dua 'alat' tersebut, membuat objek wisata di daerah ini terkesan terabaikan. Kadis Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Disparpora Aceh Tamiang, Muslizar mengakui wisata alam di kabupaten ujung timur Aceh ini belum tertangani secara maksimal, akibat letak grografisnya yang berada di kawasan hutan. Kondisi ini membuat ruang gerak pemerintah daerah untuk mengembangkan potensi wisata terbatas, karena akan berbenturan dengan hukum. "Pengelolaannya tidak bisa sembarangan, ada regulasi yang harus kita siapkan dulu karena ini menyangkut kawasan hutan lindung dan hutan produksi," kata Muslizar, Rabu 29/9/2021. Salah satu hal terpenting untuk mendapatkan izin mengelola hutan menjadi objek wisata disebutnya, harus memiliki kajian analisis mengenai dampak lingkungan Amdal kawasan pariwisata. Baca juga Gaet Daya Tarik Wisawatan, Kemenpraf Berbagi Trik Desain Desa Wisata Tahapan ini diakuinya, sudah dilakukan dan diharapkan akhir tahun ini sudah ada prosesnya selesai. Saat ini dokumen Amdal sudah dibuat di dua titik, masing-masing yang mewakili wisata di hulu seperti Tamsar 27, Bukit Awan dan hilir yang meliputi Pulau Rukui, Ujung Tamiang dan Kualagenting. "Setelah ini Amdal ini ada, baru kita bicara infrastruktur," ungkapnya. Selain menyiapkan Amdal, Disparpora Aceh Tamiang juga sudah menyusun draf untuk dijadikan qanun yang mengatur retribusi wisata. "Ke depan pariwisata akan menjadi PAD kita, selama ini terabaikan karena belum ada qanunnya," ungkap Muslizar. Muslizar tidak menampik, kalau pengelolaan dunia wisata Aceh Tamiang terkesan terlambat, karena memang diakuinya baru ditangani serius dalam tiga tahun terakhir. Hal inilah yang membuat potensi wisata Aceh Tamiang belum bisa mengejar daerah lain. "Pak Mursil memberi porsi besar untuk pariwisata kita, makanya sejak tahun pertama, beliau cukup serius memaksimalkan potensi wisata kita," kata Muslizar. * Baca juga Sukses Kelola Objek Wisata, BUMDes di Aceh Singkil Ini Dirikan Bank Sampah, Nasabah Dapat Sembako
Lintasanmelewati hutan perawan dengan banyak mata air. Setelah melalui perjalanan selama tujuh jam, akhirnya mereka sampai di Desa Matemega. KBA.ONE, Mataram - Gubernur NTB Zulkieflimansyah pernah mengajak anak buahnya berwisata ke tempat yang tak biasa. Dia mengajak rombongan pejabat Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat menuju Dusun Matemega di Sumbawa pada Oktober 2020. Jakarta - Berada di Provinsi Aceh, Kabupaten Aceh Tamiang berbatasan dengan Kabupaten Aceh Timur, Kota Langsa, dan Selat Malaka di sebelah utara. Sementar di sebelah timur, kabupaten ini berbatasan dengan Kabupaten Langkat dan Selat Malaka; Kabupaten Langkat dan Kabupaten Gayo Lues di sebelah selatan; serta Kabupaten Gayo Lues di sebelah barat. Luas wilayah Aceh Tamiang kilometer persegi yang terbagi menjadi 12 kecamatan. Jumlah penduduk kabupaten ini tercatat jiwa, pada 2020, dengan proporsi penduduk laki-laki sebanyak jiwa dan penduduk perempuan jiwa. Bea Cukai Langsa Amankan 1,5 Juta Batang Rokok Ilegal di Aceh Tamiang Tamiang dulunya merupakan kerajaan dengan puncak kejayaan diraih di bawah kepemimpinan Raja Musa Sedia yang memerintah pada 1330-1366 M. Ketika masa Kesultanan Aceh, kerajaan ini mendapatkan Cap Sikerung cap kerajaan dari Sultan Aceh Darussalam dan mendapat hak tumpang gantung. Tentunya, masih banyak fakta menarik lainnya dari kabupaten ini. Simak enam fakta menarik dari Kabupaten Aceh Tamiang yang dirangkum dari berbagai sumber. 1. Asal-usul Nama Kabupaten Menurut data sejarah dan kepercayaan masyarakat, Tamiang berasal dari kata Te-Miyang atau Da-Miyang, yang dapat diartikan sebagai tidak kena gatal atau kebal terhadap gatal dari miang bambu. Asal-usul nama ini berasal dari kisah Raja Tamiang yang bernama Pucook Sulooh yang ditemukan di rumpun bambu betong. Dalam istilah Tamiang, betong disebut sebagai bulooh. Raja Tamiang saat itu mengambil bayi tersebut dan diberi gelar Pucook Sulooh Raja Temiyang, yang berarti seorang raja ditemukan di rumpun rebong tetapi tidak gatal-gatal. 2. Pulau Kuala Ketapang Pulau Kuala Ketapang terletak di Kecamatan Bendahara, tepatnya di Desa Sungai Iyu. Pulau ini merupakan salah satu objek wisata utama di Kabupaten Aceh Tamiang. Pantai ini memiliki panjang bibir pantai kurang lebih tiga kilometer. Pemandangan pantai ini masih asri karena banyak masyarakat yang belum mengetahui pantai ini. Pemerintah daerah mengusahakan untuk memperbaiki akses jalan menuju pantai. * Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang warga Aceh surati Google Indonesia. Terkait terjemahan dari bahasa Melayu ke bahasa Indonesia.
Perjalananpulang dari bukit di atas awan Kab. Aceh Tamiang #ofroad. 43. Buih Jadi Permadani #buihjadipermadani #tamiangcoustic #indomusikgram. 31. 50 Tahun Lagi #tamiangcoustic #medley #50tahunlagi #indomusikgram. 29. Bubur Pedas Makanan Khas Aceh Tamiang #acehtamiang #kulinertamiang #aceh . 134.
BANDAACEH, BMKG Koordinator Propinsi Aceh mengeluarkan Peringatan Dini Prakiraan Cuaca dengan potensi curah hujan sedang hingga hujan lebat ( pada katagori 2 sampai 4) dan berdampak banjir dalam sekala menengah di wilayah bantaran sungai atau wilayah dataran rendah, daerah hilir serta tanah longsor untuk wilayah dataran tinggi.
PesonaBukit di Atas Awan Objek Wisata Aceh Tamiang. Pilihan Editor. Film Horor Lawas Korea yang Bisa Menjadi Pilihan Ketika Bosan. Kisah Menyeramkan yang Dialami oleh Seorang Youtuber dari Jepang di Rumah Barunya. Kisah Misteri Boneka Berkaki Tiga dari Jepang. Kontak Kami; Tentang Kami; Redaksi; Pedoman Media Siber;
WisataAlam Bukit Klangon Sleman. Bukit klangon terdapat di kabupaten sleman, yogyakarta. Bagi sahabat traveler yang tengah berada di kawasan jogja ada baiknya menyambangi tempat wisata hits ini. Selain lokasinya berada di kawasan yang sangat indah dan terkenal yaitu kawasan lereng merapi, kaliurang, tempat ini menyuguhkan keindahan yang tidak
SukuTamiang dengan bahasa Aceh Tamiang yang hampir seperti bahasa Melayu, bahasa dari orang-orang Aceh Timur, Aceh Tamiang 4. Suku Gayo, bahasa Gayo dari Gayo Lues, Takengon, dan Bener Meriah 5. Suku Alas, bahasa Alas dari Aceh Tenggara 6. Terakhir Singkil, dengna bahasa Pak Pak, dari penduduk Aceh Singkil yang berbatasan langsung dengan
FitriaRatnawati - Edukasi, Literasi, Pendidikan, Terbaru, YPTD - Telah Dibaca : 972 Orang. Bumi Alam Gayo Lues. Alam Bumi Gayo Lues adalah puisi menceritakan tentang keindahan Gayo Lues. Nama Gayo Lues mungkin masih sangat asing di telinga kebanyakan masyarakat Indonesia. Gayo Lues merupakan sebuah Kabupaten yang letaknya berada di Provinsi Aceh.
wbVaO.
  • ozuhsf9pi5.pages.dev/493
  • ozuhsf9pi5.pages.dev/33
  • ozuhsf9pi5.pages.dev/178
  • ozuhsf9pi5.pages.dev/406
  • ozuhsf9pi5.pages.dev/443
  • ozuhsf9pi5.pages.dev/379
  • ozuhsf9pi5.pages.dev/121
  • ozuhsf9pi5.pages.dev/468
  • bukit awan aceh tamiang